Jumat, 15 Januari 2010






Kehidupan Masayarakat Desa Setia Asih

Desa yang terletak di Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi Utara ini bernama Desa Setia Asih. Desa ini tergolong dalam desa yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih serta sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK). Bagi sebagian orang yang belum pernah melihat air kali di desa ini pasti akan langsung menerawang kemana-mana pikirannya, bahkan tidak jarang membuat perut mual. Tetapi bagi warga yang tinggal di sepanjang bantaran kali tersebut air kali ini menjadi sumber kehidupan bagi mereka. Bagi anak kecil, mereka bisa berenang di kali itu sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk berenang. Anak-anak kecil itu terlihat bahagia sekali ketika berenang di kali tersebut. Tidak ada kata jijik bagi mereka karena mereka sudah terbiasa dengan keadaan lingkungan di sana.

Di Desa Setia Asih ini hingga saat ini masih cukup banyak desa yang belum memiliki sarana pendidikan yang memadai. Sebagai contoh adalah sebuah Sekolah Dasar yang terdapat di Desa Setia Asih yaitu SDN Setia Asih 04 yang kami datangi untuk mengerjakan tugas softskill ini. Dalam satu desa hanya terdapat sebuah bangunan Sekolah Dasar dan itupun jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal penduduk setempat. Di Desa Setia Asih ini kami mendapati rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu yang beratapkan genting. Rumah-rumah penduduk ini kebanyakan yang tidak dicat. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya bisa dibilang cukup jauh. Disana kami berbincang-bincang dengan seorang anak yang bernama Udin. Udin pun sedikit bercerita tentang kehidupan dia dan penduduk sekitar. Andai saja mereka punya uang yang cukup, tidak ada orang yang mau menyekolahkan anaknya di desa mereka. Bayangkan saja, untuk menempuh perjalanan dari rumah mereka menuju sekolah saja sangat jauh. Dengan berjalan kaki membutuhkan waktu satu hingga dua jam untuk tiba di sekolah mereka. Tetapi karena Udin mempunyai sepeda, maka dia menggunakan sepedanya itu jika berangkat sekolah sehingga Udin bisa lebih menghemat waktu. Selain Udin, kami menemui seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang kebetulan juga murid kelas 5 SDN Setia Asih 04 yang bernama Desi. Menurut penuturan Desi, setiap pagi dirinya harus bangun pagi dan harus sudah siap berangkat sekolah sekitar pukul 06.00 WIB. Di saat matahari belum menampakkan sosoknya, gadis itu sudah harus berjalan dalam kegelapan untuk menuju sekolahnya. Desi berangkat sekolah dengan berjalan kaki dan dengan uang jajan seadanya. Untungnya Desi tidak sendirian, ada Ira, Wati, dan Sulasmini yang merupakan teman sekelasnya. Mereka melewati jalan setapak yang disekelilingnya adalah sawah. Dikala hujan, jalan yang mereka lewati untuk mencapai sekolah menjadi becek dan merekan pun tiba di sekolah dengan pakaian yang kotor karena terkena lumpur.